Minggu, 18 Maret 2012

welcome to palu city

Diposting oleh Niken Betari Muslimah di 06.39
kota palu adalah ibukota propinsi sulawesi tengah.kota palu memiliki 4 kecamatan dan 43 kelurahan,kecamatan tersebut terbagi atas kecamatan palu barat,kecamatan palu timur,kecamatan palu utara,dan kecamatan palu selatan dengan jumlah penduduk per 2010 sebanyak 309.032 jiwa.penduduk kota palu ini terdiri dari beragam etnis,suku,ras,dan agama yang hidup harmonis sehingga mencirikan kota palu sebagai kota yang pluralistik dengan keberagaman kultur warganya.
kota palu dibelah oleh aliran sungai palu yang mengalir dari arah selatan dimana berdiri jembatan palu IV yang menjadi landmark kota ini.pada sisi barat serta bagian timur kota ini terdapat pegunungan indah yang ceruk lonjongnya mengarah kearah utara membentuk garis pesisir teluk palu yang menawan.dimensi gunung,sungai,pesisir teluk,dan laut itu memberi ciri khas lansekap yang indah dan dapat dinikmati sekaligus diwaktu bersamaan.ragam lansekap yang indah itu menjadi ciri khas tersendiri bagi kota palu yang dikenal sebagai kota empat dimensi.


Souraja merupakan salah satu sisa peninggalan dari sejarah kerajaan suku kaili yang bermukim dilembah palu berbentuk rumah adat tradisional situs sejarah ini terletak dikelurahan lere kecamatan palu barat. Kata Souraja dapat diartikan rumah besar, merupakan rumah kediaman tidak resmi dari manggan atau raja beserta keluarga-keluarganya. Rumah orang biasa atau rakyat kebanyakan meskipun bentuk dan ukurannya sama dengan souraja.
Bangunan Souraja berbentuk rumah panggung yang ditopang sejumlah tiang kayu balok persegi empat dari kayu keras seperti kayu ulin, bayan, atau sejenisnya. Atapnya berbentuk piramide segitiga, bagian depan dan belakang atapnya ditutup dengan papan yang dihiasi dengan ukiran disebut panapiri dan pada ujung bubungan bagian depan dan belakang diletakkan mahkota berukir disebut bangko-bangko. Seluruh bahan bangunan mulai dari lantai, dinding balok-balok terbagi atas tiga ruangan, yaitu:
Ruang depan disebut lonta karawana yang dibiarkan kosong, berfungsi untuk menerima tamu. Dahulu sebelum ada meja kursi, di ruangan ini dibentangkan tikar atau onysa. Ruangan ini juga untuk tempat tidur tamu yang menginap.
Ruangan kedua adalah ruang tengah, disebut lonta tata ugana diperuntukkan bagi tamu keluarga serta lonta rorana yaitu ruang belakang, berfungsi sebagai ruang makan, tapi kadang-kadang ruang makan berada di lonta tatangana. Antara dinding dan dibuat kamar-kamar tidur. Khusus untuk kamar tidur perempuan atau anak-anak gadis biasanya ditempatkan di pojok belakang lonta rarana, maksudnya agar mudah diawasi oleh orang tua. Untuk tamu perempuan dan para kenalan dekat diterima di ruang makan.
Ruang dapur, sumur dan jamban dibuatkan bangunan tambahan atau ruangan lain di bagian belakang rumah induk. Untuk menghubungkan rumah induk dengan dapur atau urang avu dibuatkan jembatan beratap disebut hambate atau bahasa bugis Jongke. Di bagian ini kadang-kadang dibuatkan pekuntu yakni ruangan terbuka untuk berangin-angin anggota keluarga. Di kolong dapur diberi pagar sekeliling, sedangkan di bawah rumah induk dibiarkan terbuka dan kadang-kadang menjadi ruang kerja untuk pertukangan, atau keperluan-keperluan lainnya. Sedangkan loteng rumah dipergunakan untuk mentimpan benda-benda pusaka dan lain-lain.
Secara keseluruhan, bangunan Souraja cukup unik dan arsitik lebih-lebih bila dilihat dari hiasannya berupa kaligrafi huruf Arab tertampang pada jelusi-jelusi pintu atau jendela, atau ukiran pada dinding, loteng, dibagian lonta-karavana, pinggira cucuran atap, papanini, bangko-bangko dengan motif bunga-bungaan dan daun-daunan. Semua hiasan tersebut melambangkan kesuburan, kemuliaan, keramah-tamahan dan kesejahteraan bagi penghuninya. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

femme de la soigne Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review